Wednesday 21 November 2012

Akhirnya Mencoba Dark Chocolate





Cokelat benar-benar kudapan yang menggiurkan. Melihat gambarnya saja sudah membuat saya ingin mampir toko kelontong dan beli sebatang. Meski bentuknya kadang cuma kotak belaka dan warnanya juga coklat melulu, ia tetap berhasil bikin saya ngiler-ngiler. Bahkan cuilan-cuilannya pun malah membuat kudapan ini makin menggoda.

Sejak dulu saya memang suka sekali coklat. Waktu kecil, saya pasti menangis keras-keras menanti ayah pulang kerja dan berharap bawa oleh-oleh coklat atau minuman berkarbonasi yang warna botolya hijau itu loh, terkenal deh pokoknya, produksinya The Coca Cola Company (yah malah disebutin). Entah kenapa waktu kecil saya suka sekali makanan dan minuman itu. Sampai sekarang pun saya masih gila coklat. Tapi berhubung coklat kemasan yang enak itu mahal, hari gini jarang sekali saya beli Cadbury, Silver Queen, apalagi Monggo yang harganya minta dibanting. Maka saya memilih coklat dalam bentuk lain misalnya Top, Beng Beng, Roka, Tofiluk, Superman, dan cemilan-cemilan coklat ala bocah lainnya. Kalau ada menu dengan berbagai pilihan rasa, misal milkshake, susu UHT, roti, atau es krim, saya pasti pilih rasa coklat alih-alih stroberi atau vanila.

Lebih bahagia lagi ketika tahu ternyata coklat punya banyak manfaat, seperti misalnya membangkitkan mood yang baik, menguatkan gigi, hingga bermanfaat untuk jantung. Hebatnya lagi, coklat gak bikin gemuk. Tidak seperti gorengan, yang enaknya selangit, tapi bahayanya juga menggigit. Atas dasar itu, suatu waktu ketika bingung mau beli jajan apa, saya ambil Silver Queen Chunky Bar kemasan kecil. Sambil makan coklat itu, saya masih sempat-sempatnya browsing lagi meyakinkan diri.

Gigitan saya seketika terhenti. Ternyata yang dimaksud coklat sehat adalah dark chocolate, bukan milk chocolate. Saya langsung lihat kemasan coklat di tangan saya yang tulisannya adalah milk chocolate. Ternyata milk chocolate itu hanya memiliki sedikit kandungan kakao, sisanya adalah susu berlemak dan gula yang tinggi. Maka, milk chocolate inilah yang suka bikin gigi rusak kalau anak kecil makan kemudian lupa sikat gigi. Lemak dan gulanya juga bisa bikin gemuk.

Sementara dark chocolate adalah jenis coklat yang lebih sehat. Coklat jenis ini mengandung bubuk coklat padat yang lebih banyak dengan sedikit kandungan gula. Katanya sih, coklat ini mengandung antiosidan yang baik buat kulit, kandungan theobromine-nya baik untuk syaraf, dan bisa menekan batuk berkepanjangan (ini menumbangkan mitos coklat bikin batuk). Sementara yang bikin mood  membaik adalah kandungan phenylethylamine. Bahkan, dark chocolate sudah digunakan sebagai terapi untuk penderita jantung, kanker, diabetes, dan pasien yang akan menjalani operasi. Artikel lengkapnya bisa diintip di sini.

Jadilah saya mencoba dark chocolate. Silver Queen juga punya varian dark chocolate yang kemasannya berwarna hitam. Rasanya sama enaknya. Bedanya, coklat ini tidak terlalu manis sehingga tidak panas di tenggorokan. Kandungan gulanya sangat sedikit, bahkan tidak mencapai 1% angka kecukupan gizi yang tertera pada kemasannya. Coklat ini juga agak keras jadi malah tidak mudah lumer di tangan. Kalau makan coklat yang ini, gak khawatir lagi deh (kemana ajaaa mbak, baru makan Silver Queen item sekarang...).



http://www.efooddepot.com/images/products/A/200/12000.jpg

1 comment: