Wednesday 21 November 2012

Kampung Portal

Ternyata kampung sebelah lebih parah dari kampus saya. Portal di mana-mana dan saya sudah jadi korban untuk pertama kalinya pada malam ini.

Saya cerita dulu ya. Sejak lama, keluarga saya memang agak kurang suka dengan kampung sebelah. Kesannya tidak selalu bagus. Saya pun juga jadi punya pemikiran yang sama. Mulai dari hal-hal kecil sampai yang mengguncang seperti malam ini.

Pertamanya sih cuma iri-iri kecil karena kampung sebelah gak pernah yang namanya mati listrik. Di kala kampung saya sedang panik cari lilin ketika diputus PLN, kampung sebelah bisa-bisanya tetap terang-benderang. Dan selalu seperti itu. Perbandingan frekuensi pemadaman bisa jadi 1:10 atau lebih, sungguh! :D

Kedua, kampung sebelah juga membuat polisi tidur yang ngawur dengan jumlah dan jarak yang ampun-ampunan. Terbuat dari komposisi semen asal yang membuatnya sangat keras, tinggi gundukan yang ngasal, juga jarak yang berdekatan. Belum sampai ban mobil belakang bernafas pasca melewati gundukan, ban depan sudah nubruk gundukan lagi.

Ketiga, kerap kali mengadakan pesta pernikahan dengan menutup jalan. Entah bagaimana ceritanya kampung sebelah seriiiiing sekali ada nikahan. Banyak orang terpaksa balik arah karena gak bisa melintas.

Keempat, ya portal itu tadi. Jadi, di setiap jalan keluar yang berbatasan dengan kampung lain, ada portal yang ditutup pukul 22.00-05.00. Masih mending UGM. Semua gerbang ditutup tapi at least boulevard buka 24 jam. Kampung ini sama sekali tidak memberikan gang yang terbuka ketika sudah masuk jam malam tersebut.

Nah, bagaimana saya bisa menjadi korban?

Ceritanya saya menghadiri undangan seorang teman yang ulang tahun di sebuah tempat makan. Sepulang dari acara, waktu masih menunjukkan pukul 21.00. Biasanya saya pulang lewat jalan menuju Seturan dari arah Jl. Laksda Adisutjipto Km. 6. Tapi kalau malam, jalan tersebut gulita gelapnya jadi saya milih lewat Gang Dirgantara samping kampus Universitas Atmajaya. Sedikit ngalang, yang penting jalannya rame.

Biasanya juga, saya langsung belok kanan ke utara menuju kampung saya. Berhubung ban motor saya kempes, entah kenapa masuklah saya ke gerbang kampung sebelah dan berniat lurus terus cari tambal ban. Saya kirim pesan singkat ke ayah, bertanya tukang tambal ban mana yang masih buka. Ayah saya malah menyuruh saya menunggu di situ saja. Sebagai anak berbakti, saya turuti perintah ayah.

Beberapa waktu kemudian, saya mendengar ayah berteriak-teriak memanggil di belakang saya. Aduuuh, Abah...kenapa harus teriak? Saya pun noleh ke belakang dan GUBRAK! Ayah saya terpaku 15 meter dari posisi saya, gak bisa maju karena: portal telah ditutup. Yak! Sudah pukul 22.00. Astaga!

Bingung bukan kepalang. Saya terjebak di kampung sebelah. Semua jalan keluar telah ditutup. Padahal rumah saya jaraknya tinggal 200-an meter saja, konyol. Bisa-bisanya saya gak sadar ada yang nutup gerbang. Dan saya mulai berimaji liar bakal tidur di jalanan kampung sampai jam lima pagi.

Saya dan ayah mulai keliling tanya-tanya siapa yang bawa kunci gembok. Ada seorang mas-mas yang mau bantu nanya-nanya walaupun dia juga gak tahu siapa juru kuncinya. Kami lalu mendatangi salah satu rumah warga yang kebetulan penghuninya belum tidur. Sungguh parah, tidak ada yang tahu pasti siapa yang pegang gembok. Parahnya lagi, pembawa kunci tiap gerbang juga beda orang. Kampung ini hobi bercanda memang.

Akhirnya setelah keliling, kami temukan juga si pembawa gembok dan gerbang pun dibukakan untuk seorang gadis malang yang bannya bocor dan (bisa-bisanya) terkunci di dalam. Motor pun dituntun dengan mesin menyala hingga tiba di rumah. Alhamdulillah...sampai di rumah dengan selamat.

Alhamdulillah saya tidak tinggal di kampung sebelah. Bayangkan, kalau tinggal di kampung sebelah, gak bakal bisa yang namanya nonton konser, nonton wayang, nongkrong dan belajar di kampus sampai malam, kecuali menginap di luar. Gimanaaa ya nasib mahasiswa yang tinggal di kampung sebelah. Pantes, jumlah kos-kosan sedikit.

Pesan saya sih, tidak apalah ada portal demi keamanan, tapi tolonglah ada sisa satu gerbang yang dibuka. Masak di kampus portal di kampung juga portal.

Anyway, thanks Abah :)

No comments:

Post a Comment