Wednesday 21 November 2012

Swalayan Tujuh Turunan

Mirota adalah grup swalayan yang layak menyandang gelar tersebut, setidaknya dalam lingkup keluarga saya. Sejak saya belum lahir hingga sekarang, keluarga saya selalu dan selalu mempercayakan belanja pada swalayan ini, seperti mottonya dahulu: "Rumah Belanja Terpercaya". Entah itu Mirota Kampus Babarsari atau Simanjuntak, Gejayan atau Godean, sama saja, semuanya menawarkan kepuasan dan kenyamanan. Itu yang saya rasakan.

Yang jelas, barang-barang kebutuhan keluarga selalu tersedia di sana. Merek-merek kesetiaan kami selalu terpajang di sana. Mulai dari sembako, elektronik kecil-kecilan, alat listrik, sampai tusuk gigi tidak ketinggalan. Ukuran tokonya yang tidak gede-gede amat, justru memudahkan proses belanja dan jauh lebih cepat. Meski kalau tanggal muda harus rela desak-desakan dan antrian minta ampun. Parkiran tenggelam oleh kendaraan. Tapi yang patut diacungi jempol, parkiran di Mirota Babarsari masih bertahan pada harga Rp 500. Kalaupun kita bayar Rp 1.000, pasti dibalikin lagi Rp 500.

Mungkin memang tidak semua pegawainya tersenyum lebar lebay dan menggunakan template kalimat yang sama pada tiap pengunjung toko. Namun, mereka menunjukkan keseriusan dan ketulusan dalam melayani pembeli. Sejauh ini, saya sama sekali belum pernah dikecewakan oleh karyawan Mirota. Kecuali sekali, bapak saya, itupun sebelnya sama satpam Mirota, yang kala itu lebay memperhatikan setiap orang yang belanja seolah mau ngutil.

Harga-harga barang di Mirota juga lebih murah dibandingkan swalayan lain. Bahkan selisihnya mencapai Rp 5000 kalau dibandingkan dengan swalayan 24 jam yang menjamur itu. Yang mahal di Mirota adalah jajanan pasar yang dijual tiap hari Jumat. Selisihnya bisa lebih mahal berkali lipat. Tapi barang lain memuaskan murahnya. Bahkan beberapa kali kasir--entah kenapa--malah menghitung suatu barang lebih murah. Saya beli sikat seharga Rp 5000, eh jadinya di nota cuma Rp 1.500. Atau salah masukin kode kali ya.

Yang lebih legendaris, Mirota setiap tahun selalu mengadakan undian berhadiah utama rumah. Saya dan keluarga termasuk setia mengisi kupon walau belum menang-menang juga. Hingga hari ini saya masih setia belanja apapun di swalayan mantap ini. Selama saya masih di Jogja, hingga anak cucu lahir sepertinya pilihan belum akan berubah. Saya sendiri sudah mencoba belanja di beberapa swalayan lain yang umumnya dari berbagai waralaba terkenal itu. Rasanya tetap beda. Harganya sedikit lebih mahal. Pelayanan dingin, atau kalaupun ramah sungguh dibuat-buat. Auranya lain deh. Ya mungkin ini cuma soal kebiasaan saja. Mungkin kalau dari lahir saya selalu nyemplung Carrefour, pendapat saya bakal beda juga.

No comments:

Post a Comment