Wednesday 21 November 2012

Klakson

Bicara tentang klakson, sepertinya ini adalah suatu hal yang tidak mengenakkan. Karena klakson biasanya berbunyi dalam situasi yang tidak menyenangkan. Lalu lintas padat dan detik-detik menjelang kecelakaan adalah beberapa contoh kejadian tak menyenangkan yang disertai bunyi klakson.

Yang paling membuat saya sebal adalah klakson yang berbunyi ketika lalu lintas padat dan traffic light menyala merah. Bisa-bisanya si pemilik kendaraan membunyikan klakson saat lampu merah. Suatu perbuatan yang tidak akan mengubah keadaan kecuali hanya menambah polusi suara. Ayah saya akan bilang: "Mabur kono!" dan dosen saya pernah berkomentar: "Uncivilized!"

Klakson bisa dibilang juga punya emosi negatif. Teman saya ada yang tidak mau membunyikan klakson kecuali dalam keadaan yang sangat sangat terpaksa. Teman saya itu merasakan tidak enaknya diklakson karena itulah dia tidak membunyikan klakson dan saya setuju dengan pendapatnya. Saya pun ikut-ikutan.

Saya jadi ingat lokasi KKN saya di Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul. Awalnya saya heran dengan kebiasaan orang-orang di sana yang suka membunyikan klakson. Ternyata fungsi klakson di sana bergeser: jadi alat untuk tegur sapa. Bahkan ada yang benar-benar lewat depan rumah orang, nggak nengok, hanya membunyikan klakson dan sang penghuni rumah menjawab sapaan klakson tersebut dengan wajar. Yah, klaksonnya jadi semacam pertanda kalau "saya melintas".

Tapi sampai sekarang, saya masih menganut teman saya. Tidak akan membunyikan klakson kecuali terpaksa.

No comments:

Post a Comment