Wednesday 21 November 2012

Pengamat Orang

Ini bukan soal kepo atau jadi stalker. Mengamati orang itu kadang jadi kegiatan yang mengasyikkan. Tentu saja mengamati orang di dunia nyata, bukan di dunia maya apalagi dunia gaib. Saya termasuk suka melakukannya. Ini terjadi karena saya biasa melakukan kegiatan bernama menunggu. Menunggu bapak saya selesai kerja ketika SMP, menunggu dosen, menunggu narasumber buat wawancara, menunggu teman yang molor karetnya, dan menunggu-menunggu lainnya.

Nah, kegiatan menunggu sangat identik dengan kebosanan. Memang sih, kebosanan bisa dibunuh dengan ponsel (apalagi ponselnya pintar), laptop, atau gadget lainnya. Karena ponsel saya tidak pintar kadang saya bosan juga dengan ponsel, apalagi kalau inbox sedang sepi. Laptop jadi kurang berguna kalau tiada jaringan wireless fidelity. Baca buku akan jadi pilihan terakhir walau hari gini akan sangat aneh melihat orang duduk sendirian baca buku. Tapi saya tetap baca buku, apalagi saya masih ingin tambah pintar dan masih ingin bekerja dengan buku. Gawatnya adalah bila laptop tak terbawa, buku pun tak ada.

Walhasil, menjadi pengamat orang pun saya lakukan. Saya mengamati orang-orang yang lewat, orang-orang di jalanan, siapa saja. Komentar ramai bersahutan di dalam hati.

"Gantengnyooo, wajah bapak ibunya kayak apa ya?"

"Mbak ini lagi nungguin siapa ya?"

"Pengamennya hari ini dapet berapa ya?"

Iya sih, semacam kepo terpendam, eheeehee...tapi kadang-kadang hal itu bisa mendatangkan inspirasi dan membuat kita bisa jadi lebih mengerti orang lain.

Hari ini saya juga melakukannya karena saya harus menunggu selama 2,5 jam di GSP yang nihil sinyal wifi. Pertama, saya mengamati beberapa orang yang jualan alas tulis buat peserta tes PT Gudang Garam dan PT Sayap Mas Utama. Mereka semua sudah tua tapi masih bersemangat menjajakan alas tulisnya pada tiap orang yang lewat. Jumlah mereka ada sekitar lima orang, tapi hanya sedikit yang membeli dagangan mereka. Jadi mereka hanya duduk-duduk di teras barat GSP dan mengobrol. Mereka saling melaporkan kondisi dua ruangan tes dan inti jawabannya adalah sepi, sehingga dagangan mereka pun tak laku.

Kedua, saya mengamati seorang bapak yang berjalan kaki mengelilingi GSP. Saya pernah melihatnya beberapa waktu lalu dalam kondisi yang sama: jalan kaki mengelilingi GSP. Kostumnya selalu sepatu kets, celana pendek, kaos, jaket, dan topi. Saya pertamanya agak serem sama bapak ini karena menatap saya sambil jalan kaki dalam durasi yang agak lebih. Bukannya ge-er, yaelah! Tingkah si bapak memang agak aneh sih, lihat-lihat kesana kemari seolah mencari sesuatu. Pagi inipun begitu. Saya sempat berpikir bapak ini tidak sehat (jiwanya), karena menyapa semua orang yang ia lewati, termasuk saya. Dia menyapa "halo", itu saja. Dengan muka datar. Saya gak jadi berpikir bapak ini gak waras karena mukanya bule arab (emang kalo bule arab gak boleh gila? :D). Tambah bukti lagi: si bapak selesai muterin GSP kemudian naik mobil Honda CRV lama berplat AB. Heuuh, dosen dari luar negeri kali yaa. Mungkin beliau berusaha akrab dengan lingkungan dengan cara menyapa seperti itu. Bagus sih, tapi asal menyapa kayaknya harus dipraktikkan hati-hati.

Kemudian, saya bertemu seorang laki-laki muda peserta tes salah satu perusahaan. Judulnya laki-laki tapi doi cereweeeettt sekali. Plus sok akrab. Tema hari ini sepertinya adalah menyapa semua orang. Mendadak mas ini menceritakan perjalanan hidupnya sebagai pencari kerja sebelum ikut tes hari ini, dengan cerewet tentunya. Kesamaan saya dengan mas ini adalah mengomentari orang-orang. Bedanya saya dalam hati, masnya cerewet sekali. Cerewet. Titik. Sudah begitu ketidaksimpatikan saya bertambah setelah masnya berkata, "mbaknya mau pergi? yaaah enggak ya? padahal saya pengeeeen banget duduk." Saya pun berdiri, pamitan pergi, dan mas cerewet langsung duduk dengan hepinya. Sementara ada mbak-mbak yang lebih dulu berdiri di situ. Sadarlah mas :D
Ya sudahlah, mungkin memang masnya lama gak duduk dan lama pengen curhat. Selain segera sadar, semoga sukses deh.

Yak, itu cara mengimbanginya. Jangan lupa mendoakan orang yang Anda amati dan komentari dalam hati. Doakan yang baik. Ketika disalip orang ngebut, doakan selamat sampai tujuan. Ketika ketemu orang gila, doakan dinas sosial menemukannya.

No comments:

Post a Comment